Gombong – Dauroh bersama Syaikh Ahmad Mustofa Subhi Al-Azhari (14/10/2024) kembali dilaksanakan di PCM Gombong untuk memberikan ilmu kepada para santri. Pada dauroh kali ini Syaikh Ahmad Mustofa Subhi Al-Azhari menyampaikan kisah dari Al-Quran, yaitu kisah tentang “Nabi Ibrahim”. Kisah ini terdapat pada Q.S Maryam dan Q.S Al-Baqarah.

   Nabi Ibrahim adalah nabi yang mulia setelah Nabi Muhammad SAW. Nabi Ibrahim adalah orang yang kuat dan cerdas. Beliau tinggal dan besar di Irak. Pada masa Nabi Ibrahim terdapat 3 masalah yang menjadi pembahasan penting pada dauroh kali ini yaitu:

  1. Orang-orang saat itu banyak yang menyembah berhala.
  2. Menyembah benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang dan lain-lainnya.
  3. Menyembah raja Namrud.

   Nabi Ibrahim diajak oleh ayahnya untuk menjual berhala, tetapi Nabi Ibrahim menolak. Ayah Nabi Ibrahim (Azhar) adalah ahli pembuat berhala. Saat Azhar membuat patung pada malam hari maka pada pagi harinya ia menjual patung-patung nya tersebut. Nabi Ibrahim mengatakan kepada orang-orang sekitar bahwasannya berhala tidak bisa mendengar, melihat dan lain-lainnya. Hal ini terdapat pada Q.S Maryam ayat 42 yang berbunyi:

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِى عَنكَ شَيْـًٔا

Artinya: Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?”

   Nabi Ibrahim berdakwah kepada ayahnya dengan cara panggilan dan bahasa yang sopan, tetapi terkadang Azhar menjawabnya dengan bahasa yang kasar. Pada suatu malam Nabi Ibrahim pergi ke suatu tempat untuk mencari tuhan, Nabi Ibrahim melihat bulan yang dikiranya adalah tuhan, tetapi selang beberapa jam bulan itu berganti menjadi matahari. Nabi Ibrahim mengira jika matahari adalah tuhan karena berukuran besar tetapi matahari itu hilang dan Nabi Ibrahim menyadari bahwa hal yang ia kira benar ternyata salah, bahwasanya matahari dan bulan bukanlah tuhan.

   Ada sebuah patung berhala yang paling besar. Tetapi, pada suatu hari patung itu retak tiba-tiba pada bagian kepala dan badannya terputus. Banyak orang-orang berkerumunan ke lapangan untuk melihat patung itu. Orang-orang banyak yang bertanya “kenapa bisa retak seperti ini?” lalu, Nabi Ibrahim berkata “apakah kalian tahu jika patung ini tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa mendengar”. Saat itu orang-orang menjadi sadar dan marah.

   Raja membuat sebuah lubang ysang sangat dalam lalu dimasukan kayu selama 1 pekan lamanya. Dan dinyalakan apinya selama 1 pekan, karena apinya yang sangat panas, diatas langit sampai tidak ada burung yang berterbangan. Lalu, kaumnya bingung bagaimana caranya masuk ke tengah-tengah api. Lalu mereka membuat Manjani/ketapel (pertama kali dibuat pada zaman Nabi Ibrahim) yang berbentuk sendok. Lalu, Nabi Ibrahim diikat dan ditaruh dicengkungannya lalu dilempar masuk kedalam lubang.

   Saat dilangait sebelum masuk ke dalam lubang. Nabi Ibrahim bertemu dengan malaikat Jibril, lalu malaikat Jibril bertanya “kamu membutuhkan apa?” Nabi Ibrahim menjawab “aku tidak butuh kamu, aku hanya membutuhkan Allah”. Malaikat Jibril melontarkan pertanyaan lagi “maka berdoalah kepada Allah”. Nabi Ibrahim menjawab “Allah sudah tahu apa yang aku butuhkan”. Lalu Nabi Ibrahim masuk kedalam lubang. Allah menyuruh api yang ada di lubang itu untuk jangan panas dan jadilah penyelamat untuk Nabi Ibrahim. Lalu, Nabi Ibrahim keluar dari lubang itu dengan selamat.

   Pada sesi kedua, Syaikh Ahmad menyampaikan pembahasan yang berkesinambungan dengan sesi pertama yaitu tentang kisah Nabi Ismail. Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih Ismail. Setelah itu, ia pergi dari Syams ke Makkah, Nabi Ibrahim menceritakan tentang mimpi nya dan Ismail menanggapinya dengan baik, ia siap menjalankan perintah Allah yang disampaikan melalui Nabi Ibrahim.

   Sebelum disembelih. Ismail berpesan kepada ayahnya untuk tidak menyembelihnya dari depan namun dari belakang agar Ismail tidak melihat wajah ayahnya. Jika ia melihat wajah ayahnya maka ia menjadi sedih. Tak lama, Allah menurunkan seekor kambing untuk menggantikan Nabi Ismail.

   Selang beberapa tahun, Nabi Ibrahim datang ke Makkah saat Nabi Ismail sudah menikah. Nabi Ibrahim menanyakan kabar anaknya namun istrinya Nabi Ismail mengatakan bahwa suaminya itu sedang berburu. Saat Nabi Ibrahim menanyakan kabarnya, istri Nabi Ibrahim menjawab “buruk, aku hanya memakan biji-bijian”. Lalu, Nabi Ibrahim meminta pesan untuk disampaikan kepada Nabi Ismail bahwa ia diperintahkan untuk mengganti pintu depan rumahnya dan Nabi Ibrahim pun pergi. Istrinya Nabi Ismail langsung menceritakan kepada Nabi Ismail bahwa tadi ada bapak-bapak yang datang ke rumahnya untuk meminta pintu depan rumah diganti. Setelah diceritakan, Nabi Ibrahim langsung cerai dengan istri pertamanya.

   Selang beberapa waktu, Nabi Ibrahim datang kerumah Nabi Ismail dan bertemu dengan istri barunya, karena Nabi Ismail sedang pergi berburu. Nabi Ibrahim bertanya “bagaimana kehidupanmu?”. Istri Nabi Ismail pun menjawab bahwa hidupnya baik-baik saja kita memakan daging dan memberikannya kepada fakir miskin. Mendengar itu Nabi Ibrahim memberikan pesan kepada istrinya Nabi Ismail untuk disampaikan kepadanya, bahwa ia harus menjaga dan mempertahankan pintunya. Istri Nabi Ismail pun memberikan pesan itu lalu Nabi Ismail menjawab jika itu adalah ayahnya.

 

Nadia Aristia Ningsih & Alysa Khusna Ardelia (Jurnalistik, Media Center Wiriosoedarmo)

 

 

Your Title Goes Here

Your content goes here. Edit or remove this text inline or in the module Content settings. You can also style every aspect of this content in the module Design settings and even apply custom CSS to this text in the module Advanced settings.