Gombong – Dauroh hari ke dua (11/10/2024) bersama Syaikh Ahmad Mustofa Subhi Al-Azhari mengisi tentang kelanjutan kisah Nabi Adam yaitu Qobil dan Habil (anak Nabi Adam). Dauroh kali ini diselingi dengan ASTS Pesantren Modern Wiriosoedarmo Muhammadiyah Gombong. Maka dari itu dauroh dilaksanakan pada pukul 10.30 – 11.15 di PCM Gombong. Dauroh hari kedua sesi 1 selesai lebih awal karena untuk melaksanakan sholat Jum’at bersama-sama.

   Jadi kali ini Syaik Ahmada Mustofa Subhi Al-Azhari menceritakan tentang Habil dan Qobil. Qobil tidak mau menikah dengan saudaranya tetapi dia ingin menikah dengan kembarannya. Padahal Islam melarang untuk menikah dengan saudara kembar sendiri. Kemudian Qobil pergi lalu Nabi Adam mengatakan “Jika kamu mempunyai masalah bilang saja kepada Allah”.

   Habil merelakan kambing gemuknya sedangkan qobil merelakan kambing kurusnya. Tetapi Allah hanya menerima punya Habil. Dahulu, jika qurban diterima berarti ada api putih dari langit. Dan dahulu, qurban bukan untuk dibagikan tapi ditempatkan di suatu tempat dan diambil oleh api putih tersebut, setelah ada ajaran Nabi Muhammad SAW.

   Qobil merasa marah karena karena qurbannya tidak diterima, karena setan mengatakan kepada Habil jika qurbannya diterima karena dia adalah laki-laki yang sholeh. “Allah hanya menrima orang yang bertakwa”.

   Siapapun yang melakukan pembunuhan akan mendapatkan dosa. Qobil menginginkan jika Habil dibunuh. Kemudian Qobil membunuh Habil dan saat itu juga Qobil menyesal  karena telah membunuh Habil.

   Qobil mengatakan jika bajunya penuh dengan darah. Kemudian Allah mengutus 2 gagak untuk membunuh Qobil. 1 burung mati lalu Qobil menguburnya dan Qobil menangis karena menyesal. Orang yang berbuat kebaikan maka akan mendapatkan kebaikan. Harus ada hukuman bagi orang yang membunuh. Membunuh 1 orang bagaikan membunuh seisi dunia. Dan menghidupkan 1 orang bagaikan menghidupkan seisi dunia.

   “Jika kamu membunuhku aku tidak akan membunuhmu, karena aku takut kepada Allah”. Kisah ini diceritakandi dalam Al-Quran surat Al-Maidah Ayat 27.

   Cerita Allah di dalam Al-Quran tidak pernah focus dengan nama, tempat dan lain-lainnya. Maksudnya dalah tidak disebut apa yang diqurbankan. Nama yang tidak penting tidak ditulis tetapi kisahnya yang penting.

   Syaik Ahmad Mustofa Subhi Al-Azhari bercerita ketika Syaikh ke Pakistan beliau menyebutkan Pesantren Modern Wiriosoedarmo Muhammadiyah Gombong dan mengingat-ingat kembali Indonesia. Lalu ada seseorang yang bertanya siapa pimpinannya? Kemudian Syaikh menjawab jika itu tidak penting untuk ditanyakan, tetapi Syaikh lalu menjawab pertanyaan tersebut.

   Allah menurunkan Al-Quran untuk mengambil manfaat dari sebuah kisahnya. Semakin lama semakin banyak keturunan. 1000 keturunan Nabi Adam mulai sakit lalu anak-anaknya mencari obat. Allah mengirimkan 3 malaikat yang membawa kainkafan, minyak wangi dan pacul.

   Setelah Nabi Adam meninggal, anak-anaknya memandikan, kemudian malaikat 1 mengkafani, lalu malaikat 2 memberi wewangian, dan malaikat 3 mengubur. Dan malaikat memberitahu jika ini adalah sunnah Allah jika ada umat yang meninggal. Kemudian Nabi Adam meninggal meninggalkan keturunan yang bertauhid dan bertakwa.

      Dilanjut dengan sesi 2 dimulai dari pukul 13.00 –  Syaik Ahmad Mustofa Subhi Al-Azhari memberita tahu tetang perbedaan antara Nabi dan Rasul. Nabi yaitu mendapatkan wahyu untuk dirinya sendiri sedang Rasul itu mendapatkan wahyu untuk dirinya sendiri dan umatnya.

   Diantara Nabi Adam dan Nabi Nuh ada Nabi Idris yang sholeh. Setan tidak ridha jika manusia itu sholeh. Nabi Adam megajarkan dalam kenaikan. Setelah Nabi Adam meninggal setan dating untuk menggoda manusia. Setan menggoda sebanyak-banyak manusia. Setan berbohong mengatakan bahwa bapak kalian menyembah patung. Lalu Nabi Adam mengajaknya untuk mengikutinya karena dia Nabi, tetapi setan menolak.

   Setiap orang yang belum baligh adalah muslim. Karena tidak ada orang yang dilahirkan dalam keadaan bukan muslim. Nabi Nuh mengajak kepada untuk menyembah kepada Allah saat dikumpulkan. Nabi Nuh berdakwah selama 500 tahun. Mengajak dengan cara apapun tetap tidak ada yang beriman. Saat Nabi Nuh ada yang sampai menutupi telinganya dan menghindar dan istrinya saja tidak beriman hanya beberapa saja umat yang akhirnya beriman.

   Saat itu tsunami besar datang dan Nabi Nuh pergi menuju kapalnya. Allah telah menghentikan hujan yang turun tetapi air tidak kunjung surut. Dalam tragedi ini yang selamat hanya orang-orang yang menaiki kapal Nabi Nuh, yaitu orang-orang yang beriman dan hewan-hewan yang menaikinya, kecuali orang-orang yang tidak beriman.

  Saat kapal itu mendarat dan terlihat burung merpati, lalu Nabi Nuh menyuruh untuk turun dari kapal. Dan disitulah hidup generasi baru yang beriman dan bertakwa.

 

Anindya Putri (Media Center Wiriosoedarmo)
Kelas 3 PM Wiriosoedarmo