Halo Sobat Wir, pada kesempatan kali ini, Kamis, 2 Oktober 2025, Tim Jurnalis Media Center Wiriosoedarmo mengadakan Sharing Session bersama Umi Jummah atau yang akrab disapa “Umi Jum”. Tema yang dibahas adalah seputar salah satu masjid besar yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yaitu Masjid Al-Muttaqin.

Dalam sesi ini, Tim Jurnalis sempat menanyakan berbagai hal, mulai dari sejarah berdirinya Masjid Al-Muttaqin hingga kegiatan-kegiatan yang rutin dilaksanakan di dalamnya. Saat memperkenalkan diri, Umi Jum menjelaskan bahwa beliau sudah lama menetap di daerah tersebut. Ketika ditanya tentang awal mula berdirinya Masjid Al-Muttaqin, beliau menceritakan secara detail bahwa sebelum masjid ini dibangun, lokasi tersebut dulunya merupakan sawah yang sangat luas. Sawah itu juga mencakup lahan yang kini menjadi lapangan di depan masjid dan sekolah dasar di sampingnya. Lahan tersebut kemudian disumbangkan sebagai “Tanah bengkok lurah” pada masa Presiden Soeharto.

Kala itu, Lurah Gombong, Pak Narto, bersama warga sekitar mengajukan permohonan pembangunan masjid. Rencana tersebut akhirnya terwujud, dan pembangunan dimulai pada tahun 1987 dengan pendanaan sepenuhnya dari Pemerintah Republik Indonesia. Masjid Al-Muttaqin resmi berdiri dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto pada 22 Agustus 1989. Hingga kini, Masjid Al-Muttaqin masih berdiri kokoh dengan material yang awet sejak awal pembangunannya. Kaligrafi di dalam masjid, hasil karya Pak Hizamul, juga masih terjaga dengan baik. Takmir pertama masjid ini adalah Pak Jarot, yang juga merupakan salah satu aktivis Muhammadiyah di Gombong. Saat ini, takmir Masjid Al-Muttaqin adalah Pak Muntahid.

Masjid Al-Muttaqin aktif mengadakan berbagai kegiatan dakwah, di antaranya pengajian rutin, tadarus bersama, penyelenggaraan TPQ, serta kegiatan lain. Pada bulan Ramadan, masjid ini juga selalu mengadakan buka bersama, pengajian menjelang berbuka, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Sebelum mengakhiri Sharing Session, Umi Jum menyampaikan sebuah motivasi: “Dalam menghadapi tantangan dakwah, kita harus tebal telinga dan tebal muka. Artinya, kita harus sabar dan kuat dalam berdakwah. Selain itu, kita perlu memiliki persiapan yang matang, termasuk merencanakan langkah-langkah apa yang ingin dilakukan dalam dakwah.” Demikian rangkaian Sharing Session Tim Jurnalis Media Center Wiriosoedarmo bersama Umi Jummah. Dari kegiatan ini, kita semakin memahami sejarah berdirinya Masjid Al-Muttaqin. Sekian dari kami, Terima kasih.